Drs. Anwar Budiman, M.Pd.

Drs. Anwar Budiman, M.Pd.

BELAJAR DARI JEJAK PAK GURU ANWAR

Siapa menjelajah pagi
Mendapat pertama sinar matahari
(dari sajak “Penyair” Ajip Rosidi)

Kepada siapa kita mesti belajar? Socrates, mahaguru filsafat Yunani klasik punya jawaban. “Kenalilah dirimu”, “Pada manusia ada ilmu”, kira-kira begitulah jawaban sang pencetus filsafat moral dan etika ini. Maka mari kita buka mata, nyiar luang ti diri tur papada urang, memetik kuntum-kuntum ilmu dari taman kalbu serta dari “jejak langkah dan deru nafas” seorang guru. Siapa dia ?

Anwar Budiman, begitu pria dengan segaris kumis artistik tertata apik di wajah teduh bagai telaga ini menyandang nama. Dilahirkan pada 14 Oktober 1957 di belakang Gedung Negara. Riwayat pendidikan formalnya laksana warna-warni pelangi di gerimis senja, cermin kegelisahan yang tak kunjung terpuaskan. Mengeja “alif ba ta” di SDN Purwawinangun II (lulus 1971), kemudian belajar “nukang dan ngabengkel” di Sekolah Teknik Negeri (STN) Kuningan (lulus 1974), dan akhirnya terkuaklah “rumahnya”, bertemu “bakat dengan pemandunya”, ketika gerka hati dan langkah kaki tertawan di pintu Sekolah Menengah Olahraga Atas Negeri (SMOAN) Kuningan (lulus tahun 1977). Saat menjadi pelajar putih abu inilah, di tahun 1976, murid sebuah padepokan silat ini mulai diperbincangkan setelah menyabet juara silat kelas A pelajar kategori tanding.

Setelah lulus dari SMOAN, jalan kehidupan makin bertabur bunga. Sapaan “Pak Guru” mulai terdengar merdu di tahun 1981 dari mulut anak-anak SMP di belantara negeri minyak, Indramayu. Empat tahun kemudian terdengar senandung tanah kelahiran, melambai pulang si anak hilang. Hinggaplah sang guru olahraga yang olahragawan itu di SMPN Kramatmulya dari 1984-1992.
Ketika menjadi guru “pembakar kalori dan nyali” itulah gairah berburu ilmunya merontak kembali. Masuklah Pak Guru kita ke Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendiidkan (STKIP) Pasundan Cimahi. Anehnya, pilihan jurusannya bukan olahraga, melainkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sebuah pilihan yang masih menyisakan aroma kegelisahan dan petualangan. Namun kelak, pilihan nekad itu disyukuri tiada henti, karena setelah gelar sarjana diraihnya pada 1992, karier dan hatinya langsung bermuara di dermaga cita-dambaannya yang lain : menjadi guru pendidikan kewarganegaraan yang disegani dan disayangi di SMA Negeri 3 Kuningan sejak 1992.

Pada tahun 2006, profesi yang cukup bergengsi menghampiri. Ayah tiga putri : Ratih Anggasari, Lia Melia Sari, dan Ajeng Mayang Sari, ini diminta menjadi dosen Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU), tentu setelah studi S2 nya rampung di UHAMKA Jakarta pada tahun 2002. Pak Anwar memang budiman. Spirit hidupnya untuk selalu bekerja keras, cerdas, dan iklhas, mengantarkannya menjadi pemenang pertama guru berprestasi tingkat Kabupaten Kuningan tahun 2002. Ia pun kemudian dipercaya sebagai Ketua Peneliti pada hibah penelitian pendidikan untuk guru.

Selain menjadi guru yang layak digugu dan ditiru, Pak Anwar juga adalah teman berbincang yang menyenangkan. Apalagi bila yang sedang dipercakapkan adalah auman Maung Bandung, ringkik The White Horse, panasnya kompetisi sepak kulit bundar Eropa, atau tentang nasib seni bela diri warisan leluhur kita dari gerusan zaman dan terjangan badai globalisasi. Bagi Pak Anwar, pencak silat bukan sekedar hobi, melainkan elah menjadi belahan jiwanya. Bahkan di kalangan par apesilat Kuningan, pria yang selalu tampil rapi ini adalah sosok yang amat populer dan populis. Beliau adalah Ketua Dewan Wasit Juri Pencak Silat IPSI Kabupaten Kuningan dan salah satu wasit juri andalan di berbagai kejuaraan pencak silat Tingkat Jawa Barat.

Bagi Pak Anwar, hidup adalah kata kerja : gerak dan lomba. Diam atau berselimut tebal adalah bencana. Hidp adalah anak panah meluncur, air mengalir menuju muara. Maka kenali Pak Anwar, sebab padanya kita bisa belajar!

dikutif dari: Majalah MARDIKA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 + = 21

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Top