Drs. Maman Suherman

Drs. Maman Suherman

Drs. MAMAN SUHERMAN
SANDUNGAN SEBAGAI PENGALAMAN YANG BERHARGA

Sahabat Dika yang budiman, reporter Dika pada edisi kedelapan ini sengaja menampilkan profil guru kita yang tidak pernah lepas dari papan catur dan peta buta, beliau bernama Drs. Maman Suherman.

Bapak guru geografi kita ini lahir dari Turki (turunan kidul). Beliau merupakan anak ke-2 dari empat bersaudara. Masa lajangnya, beliau akhiri sejak 7 Juli 1984 dengan menikahi mojang ayu dari kaki bukit yang tidak jauh dari tempat tinggal beliau nyaeta Panawangan Ciamis tea. Dari perkawinanya yang menginjak usia perkawinan perak itu, kini telah dikaruniai du aorang putri. Putri yang pertama lahir 5 Juni 1985 dan alhamdulillah telah menyandang gelar Sarjana Hukum Jebolan Unsoed Purwokerto. Sedangkan putri yangkedua lahir tanggal 15 November 1992 dan sekarang menjadi Sahabat Dika duduk di kelas X SMA Negeri 3 Kuningan.

Perjalanan hidup memang penuh liku-liku, itu bukan hanya dalam nyanyian tetapi dialami pula oleh Pa Maman. Dalam menuntut ilmu selalu ada sandungan. Masuk Pendidikan SD Tahun 1962 di SD Neglasari. Tahun 1966 terjadi perubahan awal tahun pelajaran yang semula dimulai bulan Juli berubah ke Januari sehingga tahun pelajaran berlangsung selama 18 bulan dan mengakibatkan pendidikan SD Pa Maman di tempuh 6 ½ tahun.

Mungkin sahabat Dika tidak akan percaya kalau Bapak Guru yang gembrot itu, dimasa kecilnya ketika lulus SD hanya memiliki tinggi badan 120 cm dan berat badan 30 kg. Bukan hanya itu dia juga seorang yang penakut alias borangan. Dan hal itu pulalah yang mengakibatkan sandungan ketika menempuh pendidikan SMP.
….. Beliau bertutur dengan lugu dan haru waktu sekolah di SMP Negeri Panawangan, beliau menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh 5 km. Medan yang dilalui cukup menakutkan karena bukan karena jauh tetapi juga yang dilaluinya adalah hutan belantara, sawah, dan pemakaman umum.

Suatu hari ketika pulang sekolah, ada orang meninggal yang sedang di kubur di pemakaman yang ia lalui, keadaan itu membuat beliau semakin takut dan akhirnya memutuskan berhenti sekolah. Setelah kejenuhannya nganggur dirumah selama berbulan-bulan, akhirnya beliau masuk lagi sekolah ke PGA Swasta (Sekarang MTs). Selama sekolah di PGA Swasta selalu menjadi Juara I.  Tahun 1972 lulus dari PGAN 4 Tahun Ciamis dan melanjutkan ke PGAN 6 Tahun hingga lulus tahun 1976. Beliau nganggur lagi satu tahun karena banyak kendala, tetapi perjuangan hidup tidak surut sampai disitu. Tahun 1977 beliau melanjutkan ke IKIP Bandung dan lulus meraih Ijazah Diploma 3 Jurusan Geografi.

Pak Maman mempunyai hobi main catur dan bulu tangkis sudah digelutinya sejak duduk di bangku SD. Berkat bimbingan dari orang tua, beberapa prestasi pernah diraihnya antara lain : Juara III PORSENI Cabang Catur antar siswa PGA se kewadana Kawali, Tahun 1974 Juara 3 beregu Porseni Cabang Catur antar siswa PGA se Jawa Barat, Juara III Bulu tangkis  perorangan tingkat PGRI Kodya Bogor.

Bapak Pembina ekskul bulu tangkis ini meniti karier sejak 1 Januari 1981 hingga 31 Agustus 1992 menjadi Guru di SMAN 4 Bogor. Sebagai orang yang ingin berbakti pada orang tua, beliau mengajukan permohonan pindah bekerja dengan alasan domisili terlalu jauh dari orang tua. Terhitung mulai 1 September 1992 beliau dialihtugaskan menjadi Guru SMA Negeri 3 Kuningan hingga sekarang. Dalam hal menata sekolah, beliau mempunyai pengalaman menjadi Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana ketika menjadi guru di Bogor dari tahun 1990 s.d 1992 dan di SMA Negeri 3 Kuningan sejak kepemimpinan Bapak Drs. Manan (Alm.)

Motto Hidup beliau Janganlah berhenti untuk berjuang. Sandungan bukanlah untuk dijadikan keputusasaan tetapi jadikanlah pengalaman berharga sebagai kesuksesan yang tertunda.

dikutip dari Majalah MARDIKA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

67 + = 68

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Top