
Setelah ditetapkannya SMAN 3 Kuningan (Smantika) sebagai Rujukan Sekolah Adiwiyata sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 660.1/156/BPLHD/2016 dan Rujukan Sekolah Sehat dan Laboratorium UKS Tahun 2016 sesuai SK Bupati Nomor 441.5/KPTS.69-Kesra/2016 pada hari Senin, 22 Februari 2016, kini Smantika meluncurkan Cyber School yang disaksikan oleh Bupati Kuningan Hj. Utje Ch. Suganda, S.Sos., M.A.P. didampingi Kadisdikpora Kab. Kuningan Drs. Asep Taufik Rohman, M.Si.,M.Pd.. Dengan demikian Smantika terus berinovasi dalam upaya memberikan pelayanan yang prima untuk masyarakat belajar.

Kepala SMAN 3 Kuningan, Drs. H. Sudrajat, M.M.Pd. menyampaikan tujuh program unggulan sekolah salah satu diantaranya adalah unggul dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi. Program unggulan tersebut dinamakan dengan Cyber School. “Kami merasakan bahwa cyber school menjadi sebuah kepentingan yang essensial dan sangat membantu bagi para siswa yang tidak berkesempatan hadir di sekolah untuk kegiatan pengembangan dirinya (artis, atlit, model dan siswa yang sakit) namun dapat turut serta belajar di sekolah dengan program cyber school melalui konsep teleconfrence, net meeting, chatting, streaming video directs, streaming video delay, e-learning, email serta mailing list” ucapnya. Seperti apa yang terjadi pada Ega Noviantika (DA2 Ega) yang sudah jadi artis, meski sibuk aktivitas shooting, Ega tetap bisa mengikuti pelajaran dengan memanfaatkan fasilitas Cyber School.

Caranya para siswa bisa menggunakan perangkat/gadget Android atau iPhone untuk mengakses live streaming video delay kegiatan belajar dikelas masing-masing, tentu ada passwordnya, dan juga bisa membuka kembali dokumentasi pembelajaran di kelasnya sesuai jadwal. Semuanya tersimpan di NVR (Network Video Recorder) dimana perekaman tersebut tersimpan selama 15 – 20 hari yang lalu.
Keuntungan yang diperoleh dari konsep cyber school adalah mengarahkan siswa untuk memanfaatkan Teknologi Informasi (IT) dengan sebaik-baiknya karena umumnya para siswa saat ini memiliki perangkat/gadget yang mendukung. Anak dapat belajar dengan tidak mengenal batas ruang, waktu dan tempat. Serta dapat menghemat kertas sehingga dapat melestarikan alam. Sebab fakta yang terjadi untuk membuat satu ton kertas membutuhkan 3 ton kayu untuk menghasilkan 400 rim kertas dan bila kertas tersebut terbuang dan terurai akan menghasilkan gas metan yang 20 kali lebih berbahaya dari gas CO2 dan menghasilkan pemanasan global yang lebih cepat.